Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Ahli Gizi sebut pentingnya pemberian MBG yang disertai dengan edukasi
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-11 07:50:21【Kabar Kuliner】972 orang sudah membaca
PerkenalanTangkapan layar-Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Perta

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Setiawan menyebut pentingnya pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disertai dengan edukasi tentang makanan dan gizi.
Budi mencontohkan salah satu program Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelum MBG, yakni gerakan edukasi dan pemberian kudapan bergizi untuk siswa (Genius).
"Kegiatan Genius itu dilakukan di 10 provinsi, yang menjangkau 25 ribu siswa di 50 kabupaten. Program itu memang berbeda dengan MBG, yakni memberikan kudapan dengan edukasi, dengan melibatkan dinas pendidikan, dinas kesehatan, pemerintah daerah, dan BPOM untuk menjamin keamanannya, meski berbeda, mungkin ini bisa menjadi contoh edukasi gizi dalam Program MBG," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Budi menjelaskan, penetapan lokus untik Program Genius juga telah menggunakan peta ketahanan dan kerawanan pangan yang selalu diperbarui oleh Bapanas untuk mendeteksi wilayah dengan tingkat malnutrisi tinggi.
Baca juga: Menteri PANRB pastikan pemerataan MBG hingga daerah terpencil
"Itu peta yang selalu diperbarui oleh Bapanas ngak hanya di tingkat nasional, tapi juga provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga level kecamatan. Di sana kita bisa tahu area-area mana yang memiliki prevalensi malnutrisi tinggi, jadi kita memprioritaskan wilayah yang memang anak-anaknya kurang gizi," ujar dia.
Program Genius juga mendeteksi anak-anak dengan intoleransi laktosa dan alergi, yang perlu menjadi perhatian bagi BGN maupun petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Aada istilah lactose intolerant, anak-anak yang sudah lama ngak minum susu, jadi begitu minum susu suka diare. Kita juga memengakan mana yang lactose intolerant dan alergi, sehingga harus diperhatikan," tuturnya.
Menurutnya, edukasi tentang gizi bisa menyasar ngak hanya para siswa, tapi juga para petugas SPPG agar mereka bisa lebih memahami pentingnya keamanan pangan.
Hingga November 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan jumlah SPPG yang telah beroperasi sekitar lebih dari 13 ribu unit.
Baca juga: 2.031 anak terima manfaat MBG Polres Solok Selatan
Baca juga: Perpusnas dukung MBG, siapkan bacaan "bergizi" dukung peningkatan literasi
Suka(38783)
Artikel Terkait
- Ahli Ekologi Hewan: NTB jadi daerah penting bagi migrasi burung dunia
- Mo Mo si Gajah rayakan ulang tahun ke
- Menteri KP siap membangun lab pastikan seafood RI aman dari radioaktif
- Cara penanganan tepat bagi penderita "honeymoon cystitis"
- 5 makanan sehat ala Jepang, benarkah jadi resep umur panjang?
- Menyantap makan malam sambil jelajahi wahana berhantu
- Ngak perlu biaya mahal, Ini cara bikin "black garlic" sendiri di rumah
- Nikita hadiri sidang putusan terkait pemerasan dan TPPU di PN Jaksel
- Ahli gizi bagikan kiat mengolah makanan yang memengaruhi kalori
- Masyarakat lepas liar 20 ribu tukik di Paloh Kalbar
Resep Populer
Rekomendasi

Kapolri siapkan fitur lapor cepat pada aplikasi ojek daring untuk kamtibmas

Sekolah asrama dorong pemerataan pendidikan di dataran tinggi China

Perpaduan Roti dan Pengobatan Tradisional China Makin Populer di China

Pemerataan gizi masyarakat, 4 SPPG dibangun di wilayah terpencil Babel

Mencipta karya bermakna tanpa menghamba pada algoritma

Masyarakat lepas liar 20 ribu tukik di Paloh Kalbar

Malaysia apresiasi ketertarikan Selandia Baru gabung Dewan Halal ASEAN

Menyantap makan malam sambil jelajahi wahana berhantu